
Tikus
sawah dalam bahasa latin (Rattus argentiventer) adalah jenis hama
pengerat yang mengganngu pertanian. Petani memang sangat geram akan
prilaku tikus ini. Tikus sawah biasa berkelompok dalam mencari makan.
Munggkin kalau hanya sekedar mencari makan pun tidak masalah, yang jadi
masalah biasanya tikus hanya merusak (hanya memotong/mematahkan) batang
tanaman padi. Sebenarnya banyak sekali cara yang telah dilakukan petani
untuk membasmi hama tikus, mulai meracun, gropyokkan, setrum, serta
menggunkan predator alami tikus. Dari beberapa metode tersebut
sebenaranya ada yang cukup ampuh untuk menghindarkan tanaman padi dari
serangan hama tikus. Kebanyakan kalangan memang menganggap ini tidaklah
efektif, mungkin karena kurangnya kesabaran. Mungkin juga ada benarnya,
"kesabaran hanya cukup untuk melihat tanaman padi habis dirusak tikus
dalam waktu yang singkat". Hal itulah yang menyebabkan para petani
melakukan segala cara agar tanaman padinya tidak dirusak tikus,
terkadang juga kurang memperhatikan segi keselamatan, misalkan dengan
menyetrum.
Sebenarnya tikus hanya menempati wilayah tertentu dalam mencari makan, misalkan bila dalam satu petak sawah tikus mencari makan, belum tentu petak sawah sebelah juga dirusak, karena tikus memiliki teritorial dalam mencari makan. Biasanya jalur lalulintas tikus sendiri juga aman dari serangan tikus. Bila tikus sudah menentukan teritorialnya dalam mencari makan, seterusnya akan mencari makan diwilayah tersebut. Berikut cara yang dianggap tidak efektif tapi sebenarnya sangat ampuh untuk mencegah tikus masuk ke lokasi petak sawah :
Menggunakan predator alami tikus, sebenarnya sangat ampuh untuk menakuti
tikus, agar takut pendekat ke petak sawah. Binatang yang bisa digunakan
antara lain, kucing, burung hantu, dan ular. Walaupun kebutuhan makakan
hewan ini tidak sebanding dengan jumlah tikus perkapitalnya,
keberadaanya memang sangat ditakuti tikus. Untuk saat ini sudah banyak
yang menggunakan burung hantu sebagai pengendali tikus disawah. Bila
tidak diimbangi dengan pengurangan pestisida tentu hal ini akan sia-sia.
Banyak burung yang tidak kembali ke kandang (mati).
Memang terdengar menjijikan, tapi urin ini benar-benar ampuh untuk mengusir hama tikus, tidak hanya hama tikus tapi juga semua hama jenis serangga. Urin tidak sekedar untuk mengusir hama, tapi juga sebagai pupuk alami. Kandungan nitrogen dalam urin sangat membantu dalam pertumbuhan tanaman. Urin yang digunakan bisa urin manusia ataupun urin ternak. Penggunaannya di lahan pertanian dengan cara di semprot, seperti penyemprotan pada umumnya
No comments:
Post a Comment